UD. ILHAM RIZKY JAYA [FORTUNA Event Organizer] Jl. Mastrip Gang Mangga No. 32 Desa Kepuh Kec. Boyolangu Tulungagung Jawa Timur - Distributor Peralatan Perkantoran / Laptop, Photography, Videography, Percetakan, Orkes Melayu - [NPWP : HERWAN : 36.914.792.1-629.000 - SIUP : 503.1/832/209/2011 - TDP : 13.32.5.46.11203 - IZIN SHOOTING NO : 503/48/209/2011 - (rizky komputer@abadi.fortuna@yahoo.com) NOMOR INDUK GROUP ORKES : 1255/424.50/BUD KES.O/2013] Contact Person : MasHoeWa HP. 081556633080

Senin, 15 Februari 2010

KONSEP PENELITIAN FILSAFAT ISLAM

KONSEP PENELITIAN FILSAFAT ISLAM
1. Konsep Ar-Razi
a. Akal dan Agama
Menurut Ar-Razi akal adalah anugerah Tuhan yang amat penting. Segala sesuatu dapat dicerna dan dipikirkan melalui akal. Baik dan buruk, manfaat dan mudarat, benar dan salah, sah dan batal, semuanya ditentukan oleh tingkah laku dan dipikirkan oleh akal. Dengan akallah manusia dapat mengenal Tuhan-nya. Pendeknya akal itulah yang menjadi kompas dalam kehidupan setiap insan. Akal itu diberikan Tuhan kepada setiap manusia dalam kekuatan yang sama, perbedaan timbul karena pengaruh pendidikan, lingkungan, dan suasana. Manusia bebas untuk menerima ilmu pengetahuan dari mana saja datangnya, sebab ilmu pengetahuan itulah yang menyucikan jiwanya untuk dapat kembali kepada Tuhannya.
b. Hubungan Jiwa dan Materi
Menurut Ar-Razi alam ini tidaklah terjadi dan tidak ada dengan sendirinya (creatio ex-nihilo), tetapi alam ini diciptakan Tuhan dari materi pertama. Penciptaan alam ini disebabkan oleh suatu permainan antara jiwa dengan materi pertama. Pada mulanya jiwa yang tanpa ilmu merasa tertarik kepada materi pertama dan ingin menguasainya, tetapi materi pertama itu tidak mau dikuasai dan berontak. Melihat kejadian demikian Tuhan berkenan menolong jiwa dengan jalan membentuk alam ini dalam bentuk yang serba menarik, untuk menjadi tempat jiwa mencari kesenangannya. Kemudian sebagai alat bagi roh dalam mengenyam dunia Tuhan men ciptakan manusia.
c. Prinsip Keabadian
Dalam filsafat Ar-Razi masyhur dengan istilah prinsip tentang lima yang abadi (Al-Qudama Al Khamsah). Lima yang abadi itu adalah sebagai berikut.
1. Al-Bari Ta’ala, Tuhan Pencipta Yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna.
2. An-Nafsul Kuliyah, jiwa yang universal yang hidup dari jasad ke jasad sampai suatu waktu menemukan kebebasan yang hakiki.
3. Al-Hayulal Ula, materi pertama yang dari padanya Tuhan menciptakan dunia. Materi pertama ini terdiri dari atom-atom yang mempunyai volume. Atom-atom ini mengisi ruang sesuai dengan kepadatannya. Atom tanah adalah yang paling padat, kemudian menyusul air, hawa, dan api.
4. Al-Makanul Mutlaq, ruang yang absolut, abadi tanpa awal dan tanpa akhir.
5. Az-Zamanul Mutlaq, masa yang absolut, abadi tanpa awal dan tanpa akhir.
Benda-benda tidak terlepas dari yang lima ini sebab :
- Setiap benda perlu ada yang menciptakannya sebab itu ia perlu kepada Tuhan Pencipta;
- Di antara benda yang hidup. Hidup memerlukan roh. Sebab itu Tuhan ciptakan roh;
- Benda adalah materi, yang dengannya ia dapat diindrai;
- Materi mengambil tempat, sebab itu ia perlu ruang sebagai tempatnya;
- Materi mengalami perubahan dan perubahan terjadi dalam kurun waktu tertentu.

2. Konsep Al-Farabi
Kealiman A-Farabi dalam filsafat ditunjang oleh keahliannya dalam ilmu logika, sehingga ia disebut oleh para ahli sejarah filsafat dengan sebutan Al-Mu’allimuts-Tsani (guru kedua), dengan arti kata ialah filsuf yang kedua besarnya sesudah Aristoteles. Keahlian Al-Farabi dalam bidang logika melebihi Al-Kindi. Oleh karena itu, namanya lebih tersohor dari Al-Kindi. Meskipun Al-Kindi mempunyai filsafat yang sudah demikian baik, tetapi karena dia agak lemah di dalam logika, maka ia tidak dapat memandingi ilmu logika Al-Farabi. Al-Farabi telah membicarakan sebagai sistem logika sehingga mudah dipahami, ia pun telah dapat menjelaskannya dengan baik, mensistematisasinya dengan teratur dan mudah dimengerti.
a. Kegeniusan Al-Farabi dalam Berbagai Ilmu Pengetahuan
Lapangan ilmu pengetahuan Al-Farabi tidak dapat dipetik secara lengkap, karena buku-bukunya sudah banyak yang hilang. Untuk mengetahui kedudukannya sebagai guru kedua sesudah 8guru pertama Aristoteles masih dapat ditemukan sebagian kecil dari hasil karyanya yang masih lestari, yaitu sebagai berikut.
a) Maqalatun fi Ma’anil Aql. Berisi tentang kedudukan akal, pembagiannya dan sumber ilmu (makrifat).
b) Al-Jami’ Baina Ra’yil Hakimain. Di antara kandungannya adalah mempertemukan pendapat dua orang filsuf Yunani yang masyhur Plato dan Aristoteles.
c) Fima Yanbajghi an Yuqaddina Qabla Ta’allumil Falsafah. Dalam buku ini ia mengemukakan bahwa logika tidak termasuk filsafat, tetapi sebagai alat untuk mempelajarinya.
b. Hakikat Tuhan
Menurut Al-Farabi Tuhan sebagai penyebab pertama dari hakikat wujud tidaklah terdiri dari materi dan forma (bentuk). Kalau ia terdiri dari materi dan forma berarti wujud-Nya sama dengan Makhluk-Nya, kalau ia sama dengan makhluk berarti zat-Nya terdiri dari susunan. Menurutnya Tuhan itu Esa zat-Nya. Wujud zat Tuhan itu sempurna, tidak berpermulaan, dan selalu wujud.
c. Nazhariatul Faidh (Teori Emanasi)
Dalam menerangkan tentang kejadian alam atau bagaimana terjadinya yang banyak dari yang satu, Al-Farabi mengemukakan teori emanasi. Teori ini merupakan gabungan dari Aristoteles dan teori plotinus. Menurut teori emanasi Tuhan itu adalah akal yang berpikir, sumber dari segala sumber ilmu, sumber inspirasi, dan sumber kekuatan.
d. Jiwa Manusia
Menurut Al-Farabi jiwa berbeda dengan roh. Jiwa berasal dari akal kesepuluh dan muncul bersama materi pertama, tetapi roh timbul dari limpahan ilmu Tuhan bersama wujud yang pertama daripada-Nya. Jiwa adalah materi dan roh pemberi bentuk, yang keduanya adalah abstrak. Gabungan jiwa dan roh itulah yang menjadi hakikat manusia yang menempati jasad sebagai wadahnya. Jasad sebagai wadah dari jiwa dan roh berakhir (fana), tetapi jiwa dan roh itu sendiri adalah kekal.

e. Filsafat Kenabian Al-Farabi
Akal dapat berkomunikasi langsung dengan manusia. Dengan komunikasi inilah para filsuf mendapatkan hakikat-hakikat dan demikian pula dengan para nabi atau rasul, mereka dapat menerima wahyu adalah melalui komunikasi dengan akal antara kebenaran yang diterima oleh filsuf dengan kebenaran yang diterima oleh nabi atau rasul itu tidak bertentangan, mereka menerima kebenaran dari sumber yang sama.
f. Etika
Masalah nilai baik dan buruk dalam etika amat erat kaitannya dengan soal metafisika, nilai baik dan buruk menyangkut komunikasi dengan akal kesepuluh yang dirasakan melalui akal mustafad. Hubungan inilah yang membawa kebahagiaan abadi. Oleh sebab itu, semakin meningkat daya pikir ke akal mustafad semakin teranglah kepadanya nilai baik dan buruk, karena ia telah mendapat limpahan ilmu dari Tuhan.

3. Konsep Plato
Plato memberikan istilah dengan dialektika yang berarti seni berdiskusi. Dikatakan demikian karena filsafat harus berlangsung sebagai upaya memberikan kritik terhadap berbagai pendapat yang berlaku. Kearifan atau pengertian intelektual yang diperoleh lewat proses pemeriksaan secara kritis ataupun dengan berdiskusi. Juga diartikan sebagai suatu penyelidikan terhadap sifat dasar yang penghabisan dari kenyataan. Karena seorang filsuf akan selalu mencari sebab-sebab dan asas-asas yang penghabisan (terakhir) dari benda-benda.

4. Konsep Cicero
Cicero menyebutnya sebagai “ibu dari semua seni” (the mother of all the arts). Juga sebagai arts vitae, yaitu filsafat sebagai seni kehidupan.

5. Konsep Rene Descartes
Menurut Rene Descartes, filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, yaitu Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.

6. Konsep Francis Bacon
Menurut Francis Bacon, filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu, dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya
Suport By : RIZKY KOMPUTER Jl. Mastrip Beji Boyolangu Tulungagung Melayani : Pengetikan, Rental, Servis, Scaner, Jual Beli, Shooting & Editing Video HP. 081335991179

Tidak ada komentar:

Posting Komentar